Penelitian Unicef: Junk Food Banyak Sebabkan Anak Obesitas

Junk food atau makanan ultraproses menjadi penyebab meningkatnya kasus obesitas pada anak-anak di seluruh dunia. Sebuah laporan terbaru dari Unicef menunjukkan bahwa jumlah anak obesitas telah melampaui jumlah anak yang kekurangan berat badan. Pada tahun 2000, hanya 3 persen anak mengalami obesitas, sedangkan angka kekurangan berat badan mencapai 13 persen. Namun, saat ini, 9,4 persen anak mengalami obesitas, melampaui jumlah anak dengan kekurangan berat badan sebesar 9,2 persen.

Unicef menyoroti peningkatan konsumsi makanan ultraproses seperti makanan siap saji, minuman manis, dan camilan kemasan yang tinggi gula, garam, dan lemak sebagai faktor peningkatan obesitas pada anak-anak. Makanan jenis ini cenderung menggantikan konsumsi buah, sayur, dan protein dalam pola makan anak, yang seharusnya memberikan nutrisi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kognitif mereka.

Prevalensi obesitas pada anak-anak meningkat di negara-negara Pasifik dan negara-negara maju seperti Chile, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab. Di Afrika Selatan, terjadi fenomena ‘beban ganda malnutrisi’ di mana satu dari delapan anak mengalami obesitas, sementara satu dari empat mengalami stunting. Laporan juga menekankan bahwa obesitas pada masa anak dapat meningkatkan risiko penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker di usia dewasa.

Unicef mendorong pemerintah untuk memberlakukan kebijakan perlindungan anak terhadap lingkungan makanan yang tidak sehat. Langkah-langkah yang diusulkan meliputi pelarangan iklan junk food di sekolah, penerapan pajak untuk makanan ultraproses, subsidi untuk makanan sehat, dan regulasi agar kebijakan publik tidak terpengaruh oleh kepentingan industri makanan. Tindakan preventif ini diharapkan dapat mengurangi angka obesitas pada anak-anak dan mencegah dampak negatifnya di masa depan.

Source link

Exit mobile version