Minum susu dianggap sebagai cara terbaik untuk memiliki tulang kuat, namun faktanya lebih kompleks daripada itu. Para ahli gizi dan dokter menekankan bahwa kesehatan tulang dipengaruhi oleh pola hidup dan aktivitas fisik yang dilakukan, bukan hanya seberapa banyak susu yang dikonsumsi. Beragam pilihan susu, mulai dari susu sapi hingga susu nabati, memberikan nutrisi yang berbeda seperti protein, kalsium, karbohidrat, dan lemak. Namun, preferensi susu tidak selalu menjadi faktor penentu dalam menjaga kesehatan tulang.
Christopher Gardner, seorang ilmuwan nutrisi dan profesor kedokteran dari Universitas Stanford, menegaskan bahwa rutinitas olahraga yang aktif memiliki dampak lebih besar pada kesehatan tulang daripada hanya mengandalkan konsumsi susu. Meskipun susu merupakan sumber kalsium yang baik, mineral ini juga dapat diperoleh dari makanan lain seperti keju, yogurt, sayuran hijau, dan kacang-kacangan. Ahli nutrisi juga menekankan pentingnya vitamin D dalam menyerap kalsium, yang dapat secara efektif meningkatkan kesehatan tulang.
Industri susu telah lama menciptakan mitos bahwa susu adalah kunci utama untuk tulang kuat, namun fakta ilmiah menunjukkan sebaliknya. Studi jangka panjang menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi susu tidak secara langsung mengurangi risiko patah tulang. Menambahkan latihan yang memberikan beban pada tulang seperti lari, angkat beban, atau aerobik, juga memberikan dampak positif pada kesehatan tulang secara keseluruhan. Dengan memahami bahwa kesehatan tulang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain susu, kita dapat menjaga tulang tetap kuat melalui pola makan yang seimbang dan aktivitas fisik yang cukup.