Data Kemenkes: Jakarta Puncaki Kasus Depresi dan Kecemasan

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru-baru ini mengumumkan hasil program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dilaksanakan di berbagai daerah, dengan Jakarta menempati peringkat tertinggi secara nasional untuk gejala depresi dan kecemasan. Data terbaru per 15 Agustus menunjukkan angka 9,3 persen untuk gejala depresi dan 7,6 persen untuk kecemasan di Ibu Kota. Hasil ini didapatkan dari pemeriksaan kesehatan jiwa sebanyak 13 juta orang dalam CKG, bukan sebagai diagnosis tetapi sebagai deteksi risiko. Imran Pambudi, Direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes, menyoroti pentingnya pencegahan bunuh diri dan perlunya perhatian media yang bertanggung jawab terkait masalah ini. Media diharapkan dapat mengubah narasi stigma seputar masalah mental dan bunuh diri menjadi dukungan dan empati.

Imran juga menyatakan bahwa orang-orang dengan depresi dan kecemasan memiliki risiko tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri. Data dari IHME Global Burden of Diseases menunjukkan bahwa pada 2021 terdapat 746 ribu kasus bunuh diri secara global, dengan 4.570 kasus di Indonesia. Faktor pemberitaan yang tidak bertanggung jawab bisa berdampak buruk pada keluarga korban, baik secara psikis maupun ekonomi. Oleh karena itu, Dewan Pers telah mengatur hal ini dalam Undang-Undang kesehatan dan peraturan pelaksananya. Media memiliki peran penting dalam memberikan informasi yang membantu mengakses bantuan, seperti konseling bagi mereka yang mengalami keputusasaan dan berniat bunuh diri.

Ketua Dewan Pers periode 2016-2019, Yosep “Stanley” Adi Prasetyo, juga menambahkan bahwa pemberitaan yang terlalu detail mengenai modus mengakhiri hidup dapat memicu tindakan copycat suicide. Jika wartawan memutuskan untuk melaporkan kejadian bunuh diri, maka perlu disertai dengan panduan dan informasi bantuan bagi yang membutuhkan. Layanan kesehatan jiwa dari Kementerian Kesehatan dapat diakses melalui nomor 119 atau website resmi https://www.healing119.id/.

Source link

Exit mobile version