Setiap tahun, umat muslim di Kalimantan Selatan memperingati Bulan Rabiul Awal sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid) dengan tradisi Baayun Maulid. Pada Senin (8/9), Pemerintah Kota Banjarmasin mengadakan kegiatan Baayun Maulid di Masjid Sultan Suriansyah yang dihadiri oleh ratusan warga dari berbagai usia. Selain itu, tradisi Baayun Maulid juga dirayakan di Mesjid Raya Al Mukarramah di Kabupaten Tapin dengan ribuan jemaah yang ikut serta.
Muhammad Syarifuddin, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, menyatakan pentingnya pelestarian tradisi Baayun Maulid sebagai simbol integrasi antara nilai keagamaan dan budaya lokal. Tradisi ini mencerminkan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW dan doa agar anak-anak yang diayun tumbuh dalam lindungan Allah. Baayun Maulid sendiri adalah tradisi mengayun bayi atau anak sambil dibacakan syair Islami dan doa agar menjadi anak yang berbakti.
Peserta Baayun Maulid tidak hanya terdiri dari bayi dan anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Bupati Tapin, Yamani, menyebut tradisi Baayun Maulid sebagai ikon daerah dan menarik perhatian masyarakat dari berbagai daerah. Pada tahun tertentu, partisipan Baayun Maulid mencapai ribuan orang dari daerah sekitar hingga luar Tapin. Di antara peserta ada yang berusia 96 tahun dan ada juga bayi berusia 21 hari yang turut serta dalam prosesi Baayun Maulid.