Penyakit kardiovaskular tidak mengenal batas usia, yang mana saat ini, satu dari lima pasien serangan jantung berusia di bawah 40 tahun. Wanita juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk meninggal akibat penyakit jantung, seperti serangan jantung dan stroke, dibandingkan pria. Tapi ironisnya, seringkali wanita yang menderita masalah jantung tidak terdiagnosis atau tidak mendapatkan perawatan yang sesuai. Para peneliti menemukan bahwa fenomena ini sering terjadi pada wanita yang secara medis tidak memiliki faktor risiko standar untuk penyakit jantung yang disebut sebagai “SMuRFs” (Smoking, Modifiable Risk Factors seperti Undiagnosed, Renal failure, Family history, dan Stress). Empat SMuRF utama termasuk hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, dan merokok.
Sebuah studi baru dalam jurnal kardiologi menyarankan tes darah bernama hsCRP (high-sensitivity C-reactive protein) sebagai alat yang efektif untuk mengidentifikasi wanita berisiko yang mungkin terlewatkan oleh metode screening tradisional. Studi ini melibatkan 12.530 wanita yang dianggap sehat dan tidak memiliki faktor risiko SMuRF. Mereka menjalani tes darah hsCRP dan diamati selama 30 tahun. Hasilnya, wanita dengan kadar hsCRP tinggi, lebih dari 3 mg/L, memiliki peningkatan risiko seumur hidup untuk penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke. Studi ini juga menemukan bahwa penggunaan obat statin dapat membantu menurunkan risiko serangan jantung dan stroke pada individu yang mengalami peradangan. Untuk mencegah serangan jantung dini pada wanita, penting untuk menjaga berat badan sehat, mengikuti pola makan yang baik, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres.
Informasi ini harus dijadikan pedoman untuk menjaga kesehatan jantung, namun tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan terkait kondisi kesehatan atau pengobatan.