Pakar Ungkap Psikologi Flexing di Kantor dan Kecerdasan

Kemewahan yang ditunjukkan oleh para pejabat publik telah menyebabkan kegelisahan di kalangan masyarakat, bahkan mendorong terjadinya demonstrasi besar-besaran belakangan ini. Menurut Psikolog Novi Poespita Candra dari Universitas Gadjah Mada, perilaku flexing atau pamer harta yang sering dilakukan para pejabat dapat mengganggu nilai kepekaan sosial. Hal ini membuat pejabat terlalu fokus pada pencapaian material dan melupakan esensi sejati dari jabatan mereka, yaitu untuk melayani masyarakat dengan baik.

Novi menjelaskan bahwa tindakan flexing dari sejumlah pejabat mungkin merupakan cara mereka untuk menunjukkan eksistensi diri, padahal seharusnya eksistensi pejabat publik harus tercermin dari kinerja yang mereka tunjukkan. Kenikmatan seseorang dalam berbelanja dan memamerkan kekayaannya bisa memberikan kepuasan, namun sejatinya kebahagiaan manusia membutuhkan keseimbangan dari beberapa hormon kebahagiaan, termasuk pengakuan, penerimaan, kebermaknaan, dan kegembiraan.

Selain itu, Novi menyarankan bahwa menjadi seorang pejabat atau pemimpin membutuhkan kapasitas intelektual yang tinggi dan kemampuan untuk bertindak dengan berdasarkan nalar etika. Hal tersebut melibatkan proses belajar yang kontinyu dan pemikiran yang kritis untuk memahami dampak dari setiap tindakan yang diambil terhadap masyarakat. Mendukungnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jenderal Polisi (purn) Tito Karnavian telah mengajukan permintaan kepada pejabat daerah untuk menjalani pola hidup yang sederhana dan tidak suka pamer, demi mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

Source link

Exit mobile version