Kecemasan atau anxiety tidak hanya memengaruhi kondisi mental, namun juga berdampak langsung pada kesehatan kulit. Menurut Dermatolog dari Indian Cancer Society, Satish Bhatia, kecemasan yang berkelanjutan dapat memicu berbagai masalah kulit seperti jerawat, eksim, kerontokan rambut, dan mempercepat proses penuaan. Hal ini disebabkan oleh pelepasan hormon seperti kortisol, epinefrin, dan adrenalin akibat kondisi stres yang memengaruhi sistem hormon. Dokter tersebut menjelaskan bahwa tubuh yang terus menerus dalam mode “lawan atau lari” akan mengganggu sistem endokrin dan menyebabkan ketidakseimbangan produksi hormon, sehingga kulit menjadi rentan terhadap peradangan dan muncul berbagai masalah lainnya.
Selain itu, dokter spesialis bedah kosmetik dan transplantasi rambut, dr. Viral Desai, menambahkan bahwa anxiety dan stres juga dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam tubuh yang berdampak pada kondisi kulit secara keseluruhan. Gangguan seperti jerawat, eksim, hiperpigmentasi, kulit sensitif, dan kerontokan rambut dapat dipicu oleh stres yang tidak terkendali. Dalam jangka panjang, stres juga dapat mempercepat penuaan kulit akibat penurunan produksi kolagen. Beberapa gejala yang sering terjadi adalah peningkatan produksi sebum yang menyebabkan jerawat, eksim dengan kulit merah dan gatal, hingga melasma akibat ketidakseimbangan hormon. Selain itu, stres juga dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah ada.
Efek stres pada kulit dapat lebih parah pada individu dengan gangguan metabolik seperti diabetes, tiroid, atau sindrom Cushing. Hormon stres dapat menyebabkan kulit menghitam, menebal, atau bahkan menipis. Namun, terdapat solusi untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan melakukan perawatan kulit yang tepat dan mengelola stres dengan baik. Aktivitas seperti yoga, meditasi, dan tidur yang cukup dapat membantu menstabilkan hormon. Penggunaan produk skincare yang lembut dan berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit juga diperlukan dalam penanganan kondisi kulit akibat stres.