Berbahaya: Gas Air Mata pada Kulit & Cara Mengatasinya

Paparan gas air mata dalam situasi demonstrasi dapat menyebabkan iritasi serius pada kulit, mata, dan saluran pernapasan. Dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) memberikan beberapa kiat penting untuk mengatasi kondisi kulit yang teriritasi akibat zat kimia tersebut. Gas air mata bisa menyebabkan iritasi dan peradangan kulit, terutama jika terpapar berulang kali. Pemulihan bisa cepat atau lambat tergantung pada keparahan luka, sehingga langkah yang tepat perlu segera dilakukan.

Membersihkan kulit dengan air mengalir dalam jumlah besar merupakan langkah terbaik setelah terkena gas air mata. Pastikan air yang digunakan tidak panas, tetapi cukup dengan air biasa atau suhu ruang. Mempertahankan kelembapan kulit juga sangat penting. Setelah membersihkan kulit, gunakan pelembap dengan tekstur lembut yang mengandung ceramide, petrolatum, atau lidah buaya (aloe vera) untuk membantu memperbaiki lapisan kulit.

Tindakan lain yang perlu dilakukan adalah segera melepaskan pakaian yang terkontaminasi untuk mencegah paparan ulang zat-zat berbahaya. Hindari menggosok area yang teriritasi untuk menghindari kondisi kulit semakin parah. Jika terjadi luka atau iritasi berat, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan krim pereda inflamasi yang sesuai. Penggunaan kortikosteroid topikal ringan seperti hydrocortisone bisa membantu meredakan iritasi.

Pemulihan kulit akan bergantung pada keparahan iritasi. Biasanya, iritasi ringan bisa sembuh dalam satu hingga tiga hari setelah tidak ada paparan gas air mata lagi. Namun, jika iritasi lebih parah, proses penyembuhan bisa memakan waktu satu hingga dua pekan, disesuaikan dengan kondisi kulit masing-masing individu. Dr. Arini juga menyarankan untuk menghindari penggunaan zat-zat yang berpotensi menimbulkan iritasi seperti pasta gigi setelah mencuci muka, karena dapat memperparah kondisi kulit.

Penting untuk diingat bahwa gas air mata mengandung senyawa berbahaya seperti chlorobenzylidene malononitrile (CS) atau chloroacetophenone (CN) yang dapat menyebabkan iritasi kuat pada mata, kulit, dan saluran napas. Terkena zat berbahaya ini bisa membuat kulit merah, panas, gatal, bahkan terjadi dermatitis kontak iritan atau luka melepuh pada paparan berat atau berulang. Risiko peradangan, luka terbuka, dan infeksi sekunder juga akan lebih tinggi jika paparan terus berlanjut. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan perawatan yang tepat setelah terpapar gas air mata.

Source link