Cara Mengatasi Cacingan pada Anak untuk Meningkatkan Nutrisi dan Kecerdasan

Kasus tragis yang menimpa seorang balita usia 3 tahun di Sukabumi, Jawa Barat, karena infeksi cacing telah menarik perhatian masyarakat. Hal ini mengingatkan kita bahwa kecacingan bukan hal yang sepele, terutama jika penyebaran cacing terjadi secara masif. Menurut Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Piprim Basarah Yanuarso, infeksi cacing sering dianggap sebagai neglected tropical disease, yang sering diabaikan. Dampak dari kecacingan bukan hanya membuat anak kehilangan nafsu makan, tetapi juga mencuri nutrisi penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Masalah ini dapat berdampak serius terutama jika terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan, yang merupakan periode emas pertumbuhan anak.

Dampak kecacingan tidak hanya bersifat lokal tetapi juga nasional, yang dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Anak-anak yang terinfeksi cacing dapat mengalami penurunan fungsi kognitif yang pada akhirnya berdampak pada masa depan mereka. Oleh karena itu, langkah pencegahan dan penanganan dini sangatlah penting agar kondisi tidak semakin memburuk. Salah satu penyebab penularan cacing adalah melalui tanah, sehingga menjaga kebersihan lingkungan menjadi kunci penting dalam mencegah penyebaran cacing ini.

Dr Riyadi, anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI, juga berbagi pengalaman mengenai kasus kecacingan yang pernah ditanganinya dan menegaskan bahwa kecacingan bisa memicu komplikasi fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Strategi pencegahan yang komprehensif, seperti pemberian obat cacing massal dan edukasi PHBS, sangat diperlukan untuk mengatasi masalah kecacingan ini. Penelitian di Kabupaten Bandung juga menunjukkan bahwa faktor lingkungan memainkan peran penting dalam penyebaran cacing, sehingga perubahan kebiasaan sehari-hari juga harus diutamakan dalam upaya pencegahan kecacingan.

Source link

Exit mobile version