Indonesia harus mengikuti langkah tegas Singapura dalam menangani penggunaan rokok elektrik atau vape. Menurut dr. Erlina Burhan, seorang dokter spesialis paru, kebijakan Singapura yang memperlakukan vape seperti narkoba memberikan sinyal yang serius terhadap bahaya produk tersebut, terutama bagi kesehatan generasi muda. Singapura menganggap cairan vape mengandung etomidate, obat anestesi yang berpotensi merusak kesehatan. Erlina menyatakan bahwa anggapan vape lebih aman daripada rokok konvensional adalah ilusi, karena kandungan nikotin dalam vape masih membuatnya sama berbahayanya. Vape tidak hanya berisiko menyebabkan kanker dan iritasi saluran pernapasan, tapi juga cenderung memunculkan adiksi nikotin baru, terutama di kalangan remaja. Indonesia, menurut Erlina, masih tertinggal dalam mengatur regulasi terkait vape. Erlina mendorong pemerintah Indonesia untuk menetapkan kebijakan yang lebih ketat dan komprehensif dalam mengatur vape, sebelum dampak kesehatan semakin meluas. Menurutnya, dalam konteks kesehatan publik, tindakan pencegahan lebih baik daripada pengobatan, karena rokok tetaplah rokok, dengan dampak yang sama-sama berbahaya.
Mengapa Indonesia Harus Mengikuti Langkah Singapura dalam Larangan Vape

Read Also
Recommendation for You

Demensia Alzheimer merupakan tantangan kesehatan yang semakin meningkat di Indonesia. Menurut Alzheimer Indonesia (ALZI), diperkirakan…

Merawat orang yang terkena demensia merupakan tugas yang tidak mudah dan membutuhkan ketabahan. Itulah yang…

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dijalankan pemerintah….

Kementerian Kesehatan terus berupaya menanggulangi kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Program pemeriksaan kesehatan gratis dan…