Studi: Suara Bising Lalu Lintas dan Risiko Depresi

Studi terbaru menemukan bahwa paparan suara bising lalu lintas dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan mental seperti depresi dan kecemasan, terutama pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Penelitian dilakukan oleh ilmuwan dari University of Oulu, Finlandia, melibatkan lebih dari 114 ribu partisipan yang dipantau selama satu dekade. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di atas 53 desibel (dB) dapat menjadi stresor psikologis signifikan, dengan setiap kenaikan 10 dB yang terhitung berkaitan dengan peningkatan risiko depresi dan kecemasan.

Efek kebisingan terhadap kesehatan mental ternyata independen, tidak tergantung pada faktor lingkungan lain seperti polusi udara atau ruang hijau. Sebagai informasi tambahan, risiko tertinggi kecemasan diketahui terjadi di area dengan tingkat kebisingan 60-65 dB, yang biasanya juga memiliki tantangan sosial dan ekonomi yang lebih besar. Para peneliti menyarankan beberapa langkah konkret yang bisa diambil, seperti menempatkan kamar tidur di sisi bangunan yang lebih tenang, memperluas ruang hijau, atau menurunkan batas kecepatan kendaraan.

Dengan sekitar 10 persen partisipan mengalami depresi atau kecemasan sebelum usia 30 tahun, penting bagi pemerintah dan perencana kota untuk mengambil langkah preventif. Temuan studi ini menegaskan perlunya kesadaran akan dampak suara bising lalu lintas terhadap kesehatan mental, sehingga langkah-langkah yang diperlukan dapat segera dilakukan untuk mencegah gangguan mental yang disebabkan oleh kebisingan.

Source link

Exit mobile version