Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan sejumlah fakta penting untuk menepis mitos seputar Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Menurut Anggota UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, dr Winra Pratita, Sp.Am M.Ked (Ped), salah satu mitos berbahaya adalah memberikan madu pada bayi baru lahir. Padahal, madu baru boleh diberikan pada anak di atas satu tahun karena mengandung bakteri Clostridium Botulinum yang berbahaya bagi bayi. Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius seperti kelemahan otot, kesulitan bernapas, dan bahkan kematian. Mitos lain yang harus dihindari adalah memberikan makanan padat, seperti pisang, pada bayi yang berusia kurang dari enam bulan karena sistem pencernaan bayi masih rentan dan belum matang.
Ada juga mitos yang melarang pemberian protein hewani pada bayi di bawah satu tahun. Padahal, protein hewani penting untuk mencegah stunting dan kekurangan zat besi. Hati ayam, misalnya, merupakan sumber protein hewani yang kaya akan vitamin dan mineral, terutama zat besi. Selain itu, praktik mengunyah makanan terlebih dahulu sebelum memberikannya kepada bayi juga tidak disarankan karena bisa menularkan bakteri atau patogen.
Terakhir, ada mitos yang melarang pemberian makanan bertekstur pada bayi yang belum tumbuh gigi. Anggapan ini keliru karena periode MPASI adalah waktu yang tepat bagi bayi untuk belajar mengunyah dan menelan. MPASI dengan beragam tekstur sebaiknya sudah dikenalkan sejak bayi berusia enam bulan, dimulai dengan makanan lumat dan secara bertahap meningkatkan tekstur seiring pertumbuhan anak. Jadi, selalu perhatikan fakta dan anjuran yang benar terkait MPASI untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan optimal bayi Anda.