Kebanyakan orang sering menggunakan kalimat “Saya harus” dalam berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, menurut para terapis, kebiasaan ini bisa menjadi tidak sehat karena menciptakan rasa kewajiban dan reda yang tidak perlu. Menurut pekerja sosial klinis Carrie Howard, penggunaan kata “harus” atau “mesti” sering kali merupakan bentuk distorsi kognitif yang dilakukan tanpa disadari.
Howard menyarankan untuk mengganti kata “harus” dengan “ingin” guna mengubah cara berpikir manusia dalam menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari. Ia juga menjelaskan bahwa kebiasaan “mengharuskan” diri bisa menjadi tanda bahwa seseorang terputus dari apa yang benar-benar mereka suka atau tidak sukai. Berbeda dengan memiliki ekspektasi dan tanggung jawab yang sah, kebiasaan “mengharuskan” diri terlalu banyak menerapkan rasa kewajiban yang tidak sehat.
Selain membawa beban emosional yang berat, kebiasaan “mengharuskan” diri juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang. Jika seseorang terus-menerus menerapkan pemikiran ini, maka akan sulit untuk membedakan antara keinginan asli atau dipaksakan oleh tekanan sosial. Dengan menyadari kewajiban dan tanggung jawab yang sebenarnya, seseorang dapat memilih untuk melakukan sesuatu atas dasar kebutuhan atau keinginan yang sebenarnya, bukan hanya sekadar karena rasa kewajiban semata.