Memeluk pohon diyakini dapat meredakan stres, namun perlu dilakukan dalam konteks forest bathing atau terapi alam. Hal ini disampaikan oleh dr. Widya Eka Nugraha, seorang dosen di Fakultas Kedokteran IPB. Forest bathing melibatkan aktivitas seperti berjalan di hutan, menghirup udara segar, menyentuh pepohonan, dan meditasi kesadaran penuh. Penelitian menunjukkan bahwa praktik ini memiliki manfaat positif bagi kesehatan mental dengan meredakan stres ringan hingga sedang.
Meskipun memeluk pohon dalam forest bathing dapat memberikan manfaat seperti stimulasi sensorik, pelepasan hormon oksitosin, dan paparan senyawa alami, namun manfaatnya jika dipisah dari praktik forest bathing belum memiliki dukungan ilmiah yang cukup. Forest bathing bukanlah pengganti pengobatan medis, namun cocok untuk meredakan stres ringan hingga sedang seperti kelelahan emosional atau kecemasan ringan.
Durasi praktik forest bathing bervariasi tergantung pada kebutuhan dan kondisi individu, mulai dari 50 menit hingga 24 jam. Widya menekankan bahwa memeluk pohon hanya merupakan bagian dari terapi alam secara menyeluruh. Terdapat lebih dari 5.000 artikel ilmiah mengenai forest bathing di Google Scholar, dengan mayoritas penelitian berasal dari Jepang dan Korea Selatan. Forest bathing dapat menjadi bagian dari pendekatan holistik untuk menjaga kesehatan mental bersamaan dengan olahraga, meditasi, dan terapi profesional.