Stres Sebagai Pemicu Kerontokan Rambut: Fakta atau Mitos?

Stres kerap dianggap sebagai penyebab utama kerontokan rambut (alopecia) dan kebotakan, namun menurut dokter spesialis kulit, Amrutha Hosalli Karjol, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Stres memang dapat memicu kerontokan, tetapi ada banyak faktor lain seperti keturunan, gangguan hormon, kekurangan nutrisi, atau penyakit autoimun yang juga terlibat dalam kasus rambut rontok. Pemahaman yang keliru tentang penyebab kerontokan rambut dapat menyebabkan penundaan pengobatan yang tepat. Amrutha menegaskan bahwa alopecia dapat diatasi jika ditangani sejak dini dengan pendekatan yang sesuai.

Kerontokan rambut bukan hanya terjadi pada pria, tetapi juga pada perempuan meskipun gejalanya tidak selalu nyata. Pada pria, kebotakan biasanya terlihat di bagian depan atau atas kepala, sementara pada wanita, rambut cenderung menipis secara menyeluruh sehingga lebih sulit terdeteksi. Mitos tentang mencukur atau memotong rambut secara rutin dapat membuat rambut tumbuh lebih tebal juga dibantah oleh Amrutha. Faktor genetik dan kesehatan kulit kepala yang menentukan ketebalan dan laju pertumbuhan rambut.

Amrutha menekankan bahwa banyak bentuk alopecia dapat diobati jika terdeteksi lebih awal. Penanganan medis seperti penggunaan obat topikal, terapi nutrisi, platelet-rich plasma (PRP), atau terapi laser dapat merangsang pertumbuhan rambut baru. Penting untuk mengenali tanda-tanda awal kerontokan dan mengonsultasikan dengan profesional medis daripada percaya pada mitos atau pengobatan yang belum terbukti ilmiah. Mengetahui fakta ini dapat membantu mencegah kerontokan rambut lebih lanjut dan memperoleh perawatan yang sesuai sesuai kebutuhan.

Source link