Kanker Paru-Paru: Bahaya Silent Killer tanpa Gejala

Kanker paru-paru merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia dan Indonesia. Data dari The Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) tahun 2020 menunjukkan tingkat kanker paru-paru yang tinggi, di mana lebih dari 80 persen kasus kanker yang terdiagnosis di Indonesia adalah kanker paru-paru. Hal ini juga didukung oleh data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta yang menunjukkan bahwa kanker paru-paru merupakan penyebab kematian terbanyak pada laki-laki.

Dalam rangka memperingati Hari Kanker Paru-paru Sedunia pada 1 Agustus, Prof. DR. dr. Muhammad Fachri, Guru Besar bidang Ilmu Penyakit Paru (FKK UMJ), berbagi pandangannya mengenai kelompok usia rentan terhadap kanker paru-paru, penyebab, gejala awal, dan pesan penting untuk masyarakat Indonesia.

Fachri mengungkapkan bahwa terdapat dua kelompok utama yang rentan terkena kanker paru-paru, yaitu kelompok A yang meliputi individu di atas 45 tahun dengan riwayat merokok aktif atau pasangan perokok, serta kelompok B yang terdiri dari individu di atas 40 tahun dengan riwayat keluarga penderita kanker paru. Kanker paru-paru sering disebut sebagai silent killer karena gejalanya jarang muncul pada tahap awal.

Gejala seperti sesak napas dan batuk baru muncul ketika tumor telah membesar, sehingga penanganan kanker paru-paru akan lebih efektif jika ditemukan lebih dini. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya pencegahan kanker paru-paru menjadi kunci utama untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit ini.

Source link

Exit mobile version