Bahaya Air Minum Isi Ulang: Hepatitis A dan Stunting

Air minum isi ulang merupakan sumber air konsumsi harian bagi sebagian besar masyarakat perkotaan. Namun, tidak semua air yang tampak jernih layak untuk diminum. Banyak depot isi ulang masih belum memenuhi standar operasional yang seharusnya diterapkan, seperti penggunaan galon bermerek tanpa izin dan tidak adanya uji laboratorium berkala. Wuhgini, seorang Sanitarian Ahli Muda, menekankan pentingnya peran masyarakat dalam memastikan keamanan air minum yang dikonsumsi. Ia juga menyoroti bahwa depot harus melakukan uji mikrobiologi setiap bulan dan uji fisika serta kimia minimal enam bulan hingga satu tahun sekali untuk memastikan kualitas air sesuai dengan regulasi kesehatan yang berlaku.

Selain itu, Surya Putra dari Yayasan Jiva Svastha Nusantara menjelaskan bahwa air yang terkontaminasi dapat menjadi jalur penularan penyakit, seperti hepatitis A. Penyakit ini dapat membawa dampak serius terutama bagi ibu hamil dan janin. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menjadi konsumen yang kritis dan berdaya dalam memilih air minum yang aman. Yayasan Jiva Svastha Nusantara juga mendorong literasi mengenai air minum yang aman dimulai dari rumah tangga, sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan terlibat aktif dalam menciptakan ekosistem air minum yang lebih sehat, aman, dan adil.

Source link