Alasan Anak di Bawah 13 Tahun Tidak Seharusnya Punya HP

Anak-anak yang memiliki smartphone sebelum usia 13 tahun disebut berisiko mengalami gangguan kesehatan mental saat dewasa. Hal ini berdasarkan hasil studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of Human Development and Capabilities. Penelitian ini melibatkan lebih dari 100 ribu responden berusia 18 hingga 24 tahun yang diminta melaporkan gejala mental. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin dini seseorang memiliki smartphone, semakin buruk dampaknya terhadap kesehatan mental di kemudian hari.

Dampak negatif ini ditemukan pada laki-laki maupun perempuan, namun lebih signifikan pada anak perempuan. Mereka yang mendapat smartphone pada usia 5-6 tahun lebih banyak mengalami pikiran bunuh diri parah dibandingkan dengan yang mendapat perangkat setelah usia 13 tahun. Peneliti menyoroti bahwa faktor usia, penggunaan media sosial, perundungan siber, kualitas tidur yang buruk, dan hubungan keluarga yang renggang turut memengaruhi kondisi mental anak.

Studi ini menyarankan pembatasan akses smartphone dan media sosial sebelum anak mencapai usia 13 tahun serta perlunya edukasi literasi digital dan peran orang tua dalam pendampingan. Peneliti juga menyampaikan bahwa anak sebaiknya tidak memiliki smartphone sebelum usia 14 tahun. Hal ini sejalan dengan kampanye yang mendorong pembentukan norma sosial baru terkait penggunaan teknologi oleh anak-anak. Jonathan Haidt, psikolog sosial dan penulis buku The Anxious Generation, menyarankan menunda akses ke media sosial hingga usia minimal 16 tahun serta membuat lingkungan sekolah sebagai zona bebas ponsel.

Dokter spesialis anak, Natasha Burgert, menekankan pentingnya orang tua sebagai panutan dalam penggunaan teknologi. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua mereka, termasuk cara berinteraksi dengan perangkat digital. Dengan demikian, peran orang tua dan lingkungan dalam mengatur penggunaan smartphone dan media sosial pada usia yang tepat menjadi krusial dalam menjaga kesehatan mental anak.

Source link