Neuropati tidak hanya menyerang lansia, tetapi juga bisa terjadi pada anak muda usia 20-an, baik mahasiswa maupun pekerja kantoran, yang terlalu lama terpapar layar atau mengetik tanpa istirahat. Ahli saraf dan dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr Yeni Quinta Mondiani, menjelaskan bahwa kebiasaan berulang ini dapat menyebabkan tekanan pada saraf, mengarah pada Carpal Tunnel Syndrome. Gejala awal neuropati umumnya meliputi kesemutan, nyeri seperti terbakar, dan mati rasa pada saraf sensorik.
Neuropati sendiri merupakan gangguan pada saraf perifer yang melibatkan saraf sensorik, motorik, dan otonom. Gejala neuropati pada saraf motorik dapat menyebabkan kelemahan otot, sedangkan saraf otonom dapat menimbulkan gejala seperti detak jantung tidak teratur atau gangguan pencernaan. Faktor yang bisa menyebabkan neuropati antara lain diabetes, kekurangan vitamin, efek samping obat, paparan racun, cedera saraf, penyakit autoimun, serta aktivitas repetitif tanpa jeda seperti mengetik atau terlalu lama menatap layar.
Dr Yeni memberikan imbauan kepada anak muda untuk tidak mengabaikan gejala seperti kesemutan atau kebas, terutama jika muncul tanpa faktor risiko jelas. Pencegahan neuropati dapat dilakukan dengan mengadopsi pola hidup sehat, termasuk menjaga nutrisi, hindari rokok dan alkohol, serta melakukan peregangan secara rutin saat bekerja. Jika tidak ditangani dengan baik, komplikasi neuropati dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, luka yang tak terasa, hingga infeksi parah yang mengakibatkan amputasi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala neuropati dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat.