Menurut Dokter Residen Gizi Klinik Universitas Indonesia (UI) dr. Nadhira Afifa, masih banyak orang tua yang salah dalam menerapkan pola makan anak. Mereka cenderung hanya fokus pada asupan karbohidrat, padahal pola makan yang sehat harus mencakup semua prinsip gizi yang seimbang. Contohnya adalah kebiasaan mengonsumsi nasi yang disertai dengan mi instan, dianggap cukup bergizi oleh sebagian masyarakat, padahal tidak. Dokter Nadhira menyarankan agar orang tua mengikuti panduan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan, yang memberikan panduan proporsi makanan yang seimbang bagi anak-anak. Membiasakan pola makan sehat tidak harus mahal, bahkan sumber protein hewani yang sederhana dan terjangkau seperti telur bisa menjadi alternatif yang baik.
Dokter Nadhira juga menegaskan bahwa peran orang tua sangat penting dalam membentuk kebiasaan makan sehat pada anak. Seluruh anggota keluarga harus memberikan contoh pola makan sehat, bukan hanya menyuruh anak saja. Di samping menerapkan pola makan sehat, aktivitas fisik juga penting bagi kesehatan anak, seperti berjalan kaki ke sekolah, bermain kelompok, atau berolahraga. Selain itu, memiliki hubungan keluarga yang harmonis juga dapat berpengaruh positif terhadap suasana hati dan kesehatan anak. Jadi, selain memperhatikan pola makan, pastikan juga hubungan dengan orang tua dan anggota keluarga tetap baik.