Pagi itu, suasana hangat di Jakarta ketika kami tiba lebih awal untuk wawancara dengan Andi Wijaya, seorang pria berusia 89 tahun yang sudah menunggu dengan ramah. Dia menceritakan kebiasaannya bangun pukul tiga pagi untuk mempelajari riset terbaru. Asal mula Prodia, raksasa sains di Jakarta, bermula dari sebuah rumah sederhana di Solo. Andi dan rekan-rekannya memulai lab sendiri setelah diagnosa yang salah soal golongan darah.
Kisah cinta dan keberhasilan Andi juga terungkap dalam perjalanannya. Istri tercinta adalah sosok yang selalu mendukungnya, bahkan ketika Andi mengalami kesulitan. Andi sendiri mengaku bahwa ilmu pengetahuan adalah cinta pertamanya, yang kemudian memberinya kesuksesan dalam membangun Prodia. Dari satu laboratorium kecil, kini Prodia telah berkembang menjadi 360 outlet di seluruh Indonesia dengan standar kualitas yang tinggi.
Andi berfokus pada masa depan dengan membuka laboratorium stem cell untuk menyelamatkan pasien penyakit degeneratif. Semangatnya adalah menyelamatkan nyawa sebelum memikirkan bisnis. Baginya, sains dan bisnis dapat bersatu untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar. Masa muda Andi, cinta pada sains, dan prinsip kejujuran serta komitmen selalu menjadi landasan dalam menjalani kehidupan dan bisnisnya.