Liburan sering kali menghadirkan keseruan di luar ruangan, tetapi perlindungan kulit dari sengatan matahari tidak boleh diabaikan. Data dari Skin Cancer Foundation mencatat bahwa lebih dari 9.500 warga Amerika didiagnosis menderita kanker kulit setiap harinya, dan memiliki riwayat kulit terbakar sinar matahari dapat meningkatkan risiko melanoma. Penggunaan tabir surya secara rutin dan tindakan merawat kulit yang terbakar matahari bisa membantu mencegah risiko kanker kulit.
Dr. Mamina Turegano, seorang ahli dermatologi, menekankan pentingnya penggunaan tabir surya dengan benar. Selain itu, ia juga merekomendasikan untuk memperhatikan perlindungan kulit kepala dan wajah dengan produk tabir surya yang sesuai. Jika kulit terbakar matahari terjadi, segera cari tempat teduh dan hindari sinar matahari agar kulit tidak semakin terpapar. Meskipun kulit terbakar matahari bisa memburuk seiring waktu, langkah-langkah pengobatan yang tepat bisa membantu dalam proses pemulihan.
Menjaga kesehatan kulit terbakar sinar matahari juga bisa dilakukan dengan mandi air dingin, minum banyak air, dan menggunakan pelembap yang mengandung lidah buaya. Penggunaan obat anti-inflamasi nonsteroid seperti ibuprofen dapat membantu meredakan peradangan dan nyeri, namun tidak mempercepat proses penyembuhan. Selain itu, penyesuaian pada rutinitas skincare, menghindari bahan aktif tertentu, dan memberikan perhatian pada area luka bakar yang parah juga sangat penting.
Terakhir, jika kulit terbakar sedang dalam proses penyembuhan, pastikan untuk melindungi kulit dengan pakaian pelindung matahari dan tabir surya. Mengurangi paparan sinar matahari dan memberikan perawatan yang tepat pada kulit merupakan investasi jangka panjang untuk mencegah risiko kanker kulit dan menjaga kesehatan kulit yang bercahaya. Jadi, jangan abaikan perlindungan kulit Anda saat beraktivitas di luar ruangan, karena kesehatan kulit Anda sangat berharga.