Berita  

Pentingnya Kepemimpinan Tunggal dalam Kepengurusan Golkar Sulsel

Tensi panas di sekitar Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulawesi Selatan semakin menguat. Meskipun tanggal pasti pelaksanaan Musda belum diputuskan, beberapa kader mulai muncul ke permukaan menunjukkan minat untuk berkompetisi. Menurut Profesor Sukri Tamma, seorang ahli politik dari Universitas Hasanuddin, Golkar sebagai partai yang besar dan berpengalaman selalu berhasil menciptakan dinamika internal yang kompetitif namun tetap demokratis.

Prof Sukri percaya bahwa Taufan Pawe masih memiliki peluang besar untuk mempertahankan posisinya. Meskipun ada kritik terkait kehilangan kursi Ketua DPRD Sulsel, namun secara keseluruhan Taufan Pawe dianggap berhasil karena sejumlah tambahan kursi yang berhasil diraih. Selain itu, Taufan Pawe juga dianggap sebagai perwakilan DPD II Golkar Sulsel yang mendukung Bahlil Lahadalia dalam Musyawarah Nasional (Munas) untuk menggantikan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum.

Namun, hasil pemilu yang menunjukkan penurunan kursi legislatif menjadi perhatian serius yang tidak bisa diabaikan. Prof Sukri menyatakan bahwa DPP dapat melihat hal ini sebagai kekurangan, terutama jika ada ketidakpuasan dari DPD II yang terungkap. Selain itu, faksi-faksi di internal Golkar juga dianggap sebagai potensi gangguan jika tidak dikelola dengan baik. Selain itu, penting untuk menghindari adanya dua kubu yang bersaing di dalam kepengurusan Golkar Sulsel.

Source link