Konsumsi gorengan memang kerap dikaitkan dengan risiko berbagai penyakit. Namun, dengan beberapa cara yang tepat, gorengan tetap bisa dinikmati tanpa harus mengorbankan kesehatan tubuh. Dr. Karina Rahmadia Ekawidyani dari IPB University merekomendasikan beberapa tips untuk membuat gorengan lebih sehat, mulai dari memilih minyak yang lebih sehat seperti minyak kelapa atau zaitun, menghindari teknik deep frying, hingga penggunaan air fryer dan penggantian tepung terigu dengan tepung non-gluten.
Selain itu, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan seperti meniriskan gorengan dengan tisu dapur atau di atas rak pendingin, menghindari penggunaan minyak goreng secara berulang, serta menjaga suhu minyak pada kisaran ideal 175-190 derajat Celsius. Menurut dr. Karina, memotong makanan kecil-kecil juga dapat membantu mengurangi penyerapan minyak.
Meski ada cara untuk membuat gorengan lebih sehat, dr. Karina tetap mengingatkan pentingnya membatasi konsumsi. Gorengan mengandung lemak jenuh dan lemak trans dalam kadar tinggi yang dapat membahayakan kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Dampak jangka pendek dan panjangnya bisa berupa gangguan pencernaan, obesitas, penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, hingga kanker.
Rekomendasi dari World Health Organization (WHO) menyarankan agar asupan lemak jenuh tidak melebihi 10 persen dari total energi harian, dan lemak trans di bawah 1 persen. Meskipun gorengan sudah menjadi bagian dari budaya makan masyarakat Indonesia, pendekatan edukatif tetap penting. Dr. Karina menekankan pentingnya edukasi, terutama untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjual gorengan. Selain itu, konsumen juga perlu diberi edukasi agar memilih alternatif yang lebih sehat dalam mengonsumsi gorengan.
Dengan pendekatan edukatif yang tepat, diharapkan UMKM dapat meningkatkan kualitas produknya tanpa mengorbankan cita rasa. Selain itu, kesadaran konsumen terhadap pola makan yang sehat juga akan semakin meningkat.