Masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun sangat penting untuk menentukan kualitas hidup seseorang. Nutrisi yang tidak terpenuhi dengan baik selama periode ini dapat berdampak serius pada tumbuh kembang anak dan meningkatkan risiko penyakit kronis. Dr. Boy Abidin, seorang dokter subspesialis fertilitas dan endokrinologi reproduksi, menjelaskan tiga dampak utama dari kekurangan nutrisi selama 1.000 HPK.
Gangguan pada perkembangan otak dan sistem saraf merupakan dampak pertama dari kekurangan nutrisi selama masa ini. Nutrisi yang buruk sejak awal kehamilan dapat menghambat pembentukan sel-sel otak anak dan berisiko menyebabkan penurunan kecerdasan, gangguan perilaku, dan kesulitan belajar yang berlanjut hingga dewasa. Selain itu, gangguan pertumbuhan fisik seperti stunting juga bisa terjadi akibat kekurangan nutrisi kronis selama 1.000 hari pertama kehidupan, yang tidak hanya memengaruhi tinggi badan anak tapi juga daya tahan tubuh, kemampuan motorik, dan prestasi akademik.
Risiko gangguan pada organ vital yang dapat memicu penyakit tidak menular juga meningkat akibat kekurangan nutrisi selama HPK. Gizi yang tidak mencukupi dalam periode ini dapat berdampak pada pembentukan organ penting seperti jantung, ginjal, dan pankreas, yang kemudian meningkatkan risiko hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung. Untuk mencegah gangguan tersebut, pemenuhan mikronutrien seperti asam folat, zat besi, kalsium, vitamin D, Omega-3 DHA, Vitamin A, dan zinc sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan pembelahan sel demi tumbuh kembang anak yang sehat.
Pentingnya pemahaman akan nutrisi selama masa kehamilan meningkatkan kesadaran akan pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi selama 1.000 hari pertama kehidupan. Dengan edukasi yang terus menerus, diharapkan ibu hamil di Indonesia dapat lebih memahami pentingnya nutrisi dalam masa kehamilan untuk mencegah berbagai dampak buruk yang dapat terjadi pada tumbuh kembang anak.
