Mimpi sering dianggap sebagai hal sepele, tetapi sebenarnya melibatkan proses rumit di dalam otak. Dokter spesialis neurologi, dr Yeni Quinta Mondiani, menjelaskan bahwa mimpi adalah pengalaman sadar yang muncul saat fase tidur REM (Rapid Eye Movement). Proses ini melibatkan berbagai bagian otak, emosi, dan memori. Mimpi bukan hanya bunga tidur, tapi melibatkan proses neurologis yang mengaktifkan beberapa wilayah otak secara serentak.
Salah satu wilayah yang aktif saat mimpi adalah nukleus laterodorsal (LTD) di batang otak, yang mengatur siklus REM dan elemen visual dalam mimpi. Penelitian dari University of Wisconsin-Madison menemukan bahwa posterior cortical hot zone, area otak di bagian belakang korteks, sangat aktif saat seseorang bermimpi. Prefrontal cortex, bagian otak yang mengatur logika dan kesadaran, juga aktif saat mimpi.
Jenis-jenis mimpi yang dapat terjadi antara lain mimpi standar, mimpi buruk, night terror, dan lucid dream. Mimpi memiliki berbagai fungsi, seperti penguatan memori, sarana untuk menyimpan informasi penting, atau pemenuhan keinginan bawah sadar. Sebagian besar mimpi terlupakan karena otak fokus belajar dari kehidupan nyata. Mimpi merupakan latihan bagi otak untuk mengenali identitas diri.