Anak Anemia: Gejala dan Tanda-tandanya yang Harus Diketahui

Anemia merupakan masalah serius yang sering terjadi pada anak dan memiliki dampak besar terhadap kemampuan belajar mereka. Bahkan, anemia yang terjadi selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dapat berdampak jangka panjang pada anak ketika mereka sudah masuk usia sekolah. Data global menunjukkan bahwa sekitar 2 juta orang menderita anemia, di mana lebih dari 50 persen di antaranya adalah remaja. Di Indonesia sendiri, sekitar 22 persen remaja perempuan dan 10 persen remaja laki-laki mengalami anemia. Prof. Dr. dr. Harapan Parlindungan Ringoringo, Sp.A, Subsp.H.Onk(K), dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Henatologi Onkologi IDAI, mengungkapkan bahwa prevalensi anemia, khususnya Anemia Defisiensi Besi (ADB), merupakan yang terbesar di dunia, termasuk di Asia Tenggara dan Indonesia.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Prof. Harapan Parlindungan menunjukkan bahwa sekitar 40,8 persen bayi usia 5 bulan mengalami ADB, sedangkan pada anak di bawah 5 tahun prevalensinya mencapai 38,5 persen. Faktor risiko yang dapat menyebabkan anemia pada bayi dan anak antara lain berat badan lahir rendah, faktor keturunan, dan kurangnya asupan zat besi dari makanan sehari-hari. Gejala anemia pada anak termasuk rewel tanpa sebab, lesu, lemah, dan pucat. Tanda-tanda fisik yang dapat diperhatikan adalah kulit pucat, kelopak mata bagian dalam berwarna putih, serta perubahan pada telapak tangan, kaki, dan bibir. Penting untuk memahami gejala dan tanda-tanda anemia pada anak agar dapat segera mendapatkan perawatan yang diperlukan.

Source link