Berita  

Pepsico Membangun Pabrik Camilan Baru: Langkah Strategis dalam Industri Makanan Ringan

Peresmian pabrik PepsiCo di Kawasan Greenland International Industrial Center (GIIC) di Jawa Barat mendapat apresiasi dari Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza. Menurutnya, pembangunan pabrik makanan ringan pertama oleh PepsiCo Indonesia merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada produk impor, terutama makanan ringan yang saat ini masih didatangkan melalui impor dengan harga yang cenderung tinggi. Fasilitas produksi lokal ini diharapkan dapat memperluas distribusi produk Lay’s, Cheetos, dan Doritos serta membuat harga lebih terjangkau bagi konsumen dalam negeri.

Pembukaan pabrik ini diharapkan dapat memperkecil nilai impor makanan ringan Indonesia yang pada tahun 2024 mencapai US$59,3 juta. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan adanya lonjakan nilai impor makanan ringan sebesar 144% dibandingkan tahun 2020. Pasar makanan ringan di Indonesia yang didominasi oleh generasi milenial dan Gen Z memunculkan peluang besar bagi industri pangan, termasuk investasi oleh perusahaan multinasional seperti PepsiCo.

PepsiCo Indonesia telah melakukan investasi sebesar Rp3,3 triliun atau setara dengan US$200 juta untuk membangun pabrik makanan ringan di Indonesia. Meskipun pada tahap awal mengandalkan impor bahan baku utama seperti kentang industri dan jagung dari Australia, PepsiCo juga telah bermitra dengan 400 petani lokal untuk pengembangan rantai pasok domestik. Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S Lukman, menyambut baik pembangunan pabrik ini karena dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada produk impor.

Direktur Urusan Pemerintah dan Komunikasi Perusahaan PepsiCo Indonesia, Gabrielle Angriani Johny, mengungkapkan rencana ekspansi investasi perusahaan di Indonesia dengan menambah lahan untuk mendukung potensi ekspansi ke depan. Pabrik yang sedang dibangun adalah fasilitas produksi pertama PepsiCo di Indonesia yang sepenuhnya dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan sendiri. Perusahaan berencana memperluas penggunaan bahan baku lokal, terutama kentang, untuk mengoptimalkan efisiensi produksi.

Source link