Lonjakan jumlah anak di Jalur Gaza, Palestina, yang menderita gizi buruk akut mengundang perhatian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Lebih dari 2.700 balita di Gaza telah didiagnosis dengan malnutrisi akut, menurut laporan yang baru-baru ini dikeluarkan oleh PBB. Angka ini mencatat peningkatan hingga tiga kali lipat dari periode sebelumnya. Data dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) juga mencatat peningkatan jumlah anak dengan malnutrisi akut parah yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Meskipun lebih dari 16.500 anak telah terdeteksi dan menjalani pengobatan, upaya pemulihan nutrisi di Gaza masih sangat menantang karena keterbatasan fasilitas medis. Hanya ada empat pusat stabilisasi untuk perawatan gizi buruk akut yang parah dengan komplikasi medis di Jalur Gaza. Pusat-pusat stabilisasi di Gaza Utara dan Rafah bahkan harus menghentikan operasinya, menurut laporan OCHA. Situasi yang semakin memprihatinkan ini dipenuhi dengan kondisi kelaparan yang melanda populasi Gaza secara keseluruhan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebutkan bahwa sistem kesehatan di wilayah tersebut berada di ambang kehancuran. Pasukan Israel juga dituduh secara sengaja menargetkan petugas kesehatan dan fasilitas medis di Gaza, menciptakan kondisi yang tidak layak huni bagi warga Palestina. Peringatan dan laporan terbaru ini menjadi sorotan internasional terkait situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza.
Gizi Buruk Akut pada 2.700 Balita di Gaza: PBB Berbicara

Read Also
Recommendation for You

Demensia Alzheimer merupakan tantangan kesehatan yang semakin meningkat di Indonesia. Menurut Alzheimer Indonesia (ALZI), diperkirakan…

Merawat orang yang terkena demensia merupakan tugas yang tidak mudah dan membutuhkan ketabahan. Itulah yang…

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dijalankan pemerintah….

Kementerian Kesehatan terus berupaya menanggulangi kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Program pemeriksaan kesehatan gratis dan…