Ratusan warga eks korban lumpur Lapindo menjalankan salat Idul Adha 1446 Hijriah di seberang tanggul penahan lumpur Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, pada Jumat. Selain sebagai ibadah, momen ini juga dijadikan ajang silaturahmi karena warga tersebut tinggal terpisah di desa berbeda sejak bencana. Meskipun lokasinya telah diganti dengan uang ganti rugi dari uang APBN, masjid Nurul Azhar di sana masih aktif digunakan untuk kegiatan keagamaan. Selain warga lokal, banyak dari mereka berasal dari Kabupaten Pasuruan, Malang, Surabaya, dan Mojokerto.
Mereka yang dulunya tinggal satu desa kini tersebar di berbagai tempat baik karena relokasi maupun pindah mandiri. Sehingga kegiatan salat Idul Adha kemudian menjadi momen yang dimanfaatkan untuk bersilaturahmi. Kegiatan tersebut diadakan secara rutin setiap tahun untuk mempertemukan kembali warga lama korban lumpur. Meskipun tragedi lumpur Lapindo telah berlangsung puluhan tahun, rasa kehilangan masih terasa, sehingga kegiatan ini menjadi pengingat bagi para korban.
Selama salat Idul Adha, Ustaz Rafi Ardiansah Naim memberikan khutbah tentang pentingnya meneladani kurban Nabi Ibrahim. Pada kesempatan tersebut, juga ada hewan kurban disumbangkan oleh warga, terdiri dari lima ekor sapi dan seekor kambing yang kebanyakan berasal dari korban lumpur Lapindo. Kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai ibadah semata, namun juga sekaligus sebagai wadah mempertahankan silaturahmi dan semangat persaudaraan di antara mereka.