Prabowo Subianto, Presiden Indonesia, memperkuat komitmen pemerintahannya dalam membuka pintu bagi investasi besar di sektor energi Indonesia. Dalam acara pembukaan Konvensi dan Pameran Tahunan ke-49 Asosiasi Petroleum Indonesia (IPA) pada Rabu (21 Mei) di ICE BSD City, Prabowo menyoroti potensi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri minyak, gas konvensional, dan energi terbarukan. Mengidentifikasi regulasi yang berlebihan sebagai hambatan utama, Prabowo menekankan perlunya reformasi untuk menarik investasi dan mempercepat proyek-proyek energi.
Untuk mendukung langkah-langkah ambisius ini, Prabowo memperkenalkan Danantara Indonesia, sebuah dana investasi kedaulatan yang bertujuan menjadi mitra strategis dalam pembiayaan proyek energi. Dengan fokus pada inisiatif seperti penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS), Danantara akan memudahkan kerja sama dengan investor asing untuk mempercepat perkembangan sektor energi di Indonesia.
Selain itu, Prabowo juga menyoroti pencapaian-pencapaian terbaru di bawah pemerintahannya, termasuk produksi pertama dari lapangan Forel dan Terubuk di Kepulauan Natuna. Dengan lapangan-lapangan tersebut saat ini menghasilkan 20.000 barel minyak dan 60 juta kaki kubik gas standar per hari, Indonesia semakin mendekati swasembada energi.
Dalam penutup pidatonya, Prabowo mengajak semua pihak, baik dari sektor publik maupun swasta, untuk bekerja sama dalam mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor energi. Dengan kolaborasi lintas sektor, Prabowo yakin bahwa Indonesia dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menggunakan anggaran yang seharusnya dialokasikan untuk bidang pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.