Aktivitas ngemil semakin populer di masyarakat global, termasuk di Indonesia. Survei “State of Snacking 2024” diluncurkan untuk memahami kebiasaan ngemil masyarakat Indonesia dan 12 negara lain. Menurut survei ini, konsumsi camilan rata-rata di Indonesia mencapai 3 kali per hari, lebih tinggi dari konsumsi makanan utama sebanyak 2 kali per hari. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya camilan bagi masyarakat. Masyarakat Indonesia juga menggunakan camilan sebagai sarana untuk terhubung dengan orang lain dan mengingat kenangan masa kecil yang indah. Oleh karena itu, tidak heran jika 73% responden mengatakan bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa camilan. Selain manfaat fungsionalnya, psikolog Saskhya Aulia Prima menjelaskan bahwa ngemil juga dapat memberikan manfaat emosional, seperti memberikan waktu relaksasi dan penghargaan bagi diri sendiri.
Untuk menghadapi kebiasaan ngemil yang semakin meningkat, kampanye #NgemilBijak telah digaungkan sejak 2020. Kampanye ini mengajak masyarakat untuk memilih camilan yang tepat pada waktu yang tepat dan menikmatinya dengan penuh perhatian. Menurut Esti Nurwanti, Ahli Gizi, ngemil sebenarnya diperlukan sebagai sumber energi tambahan di sela waktu makan utama. Namun, penting untuk memilih camilan yang sesuai kebutuhan tubuh dan memerhatikan informasi nutrisi pada kemasan.
Dengan adanya kampanye #NgemilBijak, diharapkan masyarakat dapat memahami betapa pentingnya ngemil yang sehat dan bijak. Jadi, ngemil bukanlah sesuatu yang harus dihindari, selama dilakukan dengan cara yang tepat dan sesuai anjuran. Semoga dengan edukasi yang tepat, kebiasaan ngemil masyarakat Indonesia dapat menjadi lebih sehat dan lebih baik.
