Studi terbaru telah mengungkapkan bahwa orang dewasa yang menderita jerawat memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan makan. Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology. Temuan dari studi ini menunjukkan bahwa pasien dewasa yang memiliki jerawat memiliki kemungkinan 2,4 kali lebih tinggi untuk mengalami gangguan makan, bahkan setelah mempertimbangkan riwayat gangguan suasana hati atau citra tubuh yang buruk. Dr. Jeffrey Cohen, direktur Program Perawatan Psoriasis di Yale School of Medicine, menekankan bahwa jerawat dapat menjadi pemicu yang memperburuk kekhawatiran terhadap penampilan dan memicu distorsi kognitif yang dapat berujung pada gangguan makan.
Dalam penelitian tersebut, data dari hampir 7.400 pasien berjerawat dianalisis dan dibandingkan dengan lebih dari 207 ribu orang tanpa jerawat. Jerawat dapat menjadi faktor risiko potensial untuk gangguan makan pada orang dewasa, terutama bagi mereka yang sudah memiliki faktor risiko psikologis. Meskipun jerawat dan gangguan makan biasanya diasosiasikan dengan remaja, penelitian ini menegaskan pentingnya jerawat sebagai faktor risiko yang relevan pada orang dewasa. Dalam penelitian mendatang, perlu melibatkan semua kelompok usia untuk memahami hubungan ini lebih lanjut.
Dr. Cohen menekankan pentingnya sensitivitas terhadap tanda-tanda gangguan makan bagi dokter yang merawat pasien jerawat. Jika terdapat tanda atau gejala gangguan makan, penting untuk mencari perawatan profesional tanpa mengabaikan faktor risiko yang mungkin ada. Studi ini memberikan penekanan pada pentingnya pemahaman yang holistik dan perawatan yang menyeluruh untuk pasien jerawat dalam upaya mencegah dan mengatasi gangguan makan.