Guru di wilayah pedalaman Kutai Barat memiliki peran strategis dalam kemajuan pendidikan. Namun, tantangan akses terhadap pendidikan berkualitas masih menjadi masalah utama di daerah tersebut. Dampaknya terlihat dari tingginya jumlah guru yang hanya lulusan SMA. Meskipun pemerintah berupaya meningkatkan kualitas pendidik, banyak guru di daerah pedalaman tidak memiliki kualifikasi pendidikan yang memadai.
Keterbatasan akses, infrastruktur, transportasi, dan kondisi geografis sulit membuat banyak guru enggan bekerja di daerah terpencil. Akibatnya, sekolah di pedalaman terpaksa menerima guru dengan latar belakang pendidikan SMA. Faktor sosial dan ekonomi juga menjadi hambatan, di mana gaji dan tunjangan yang diberikan kepada guru di daerah terpencil tidak mencukupi.
Kebutuhan akan guru di Kabupaten Kutai Barat sangat besar, terutama di daerah pedalaman. Meskipun upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, perjalanan masih panjang dan memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Program CSR dari perusahaan tambang batu bara, seperti PT Bharinto Ekatama, memberikan dukungan dalam penyekolan para guru di wilayah pedalaman. Harapan agar perusahaan-perusahaan lain dapat melakukan hal yang sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan menjadi langkah tepat untuk menyelesaikan masalah kualifikasi pendidikan para tenaga pengajar di wilayah tersebut. Dukungan dari berbagai pihak diperlukan untuk mencapai pembangunan sumber daya manusia yang berkelanjutan, terutama dalam bidang pendidikan. Pelatihan, beasiswa, dan upaya pengembangan profesi menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah pedalaman Kutai Barat.