Dinamika hubungan antara Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sedang menjadi sorotan Pengamat Psikologi Politik Universitas Negeri Makassar (UNM). Hal ini terjadi setelah Megawati melarang kader PDIP untuk mengikuti retret kepala daerah di Magelang, di tengah penahanan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto oleh KPK dalam kasus Harun Masiku.
Menurut pengamat tersebut, Muhammad Rhesa, keputusan Megawati ini menimbulkan spekulasi di masyarakat karena belum ada alasan yang jelas terkait larangan tersebut. Rhesa berpendapat bahwa sikap Megawati bisa diartikan sebagai bentuk dukungan kepada kader yang sedang menghadapi masalah hukum. Dia menyebut itu sebagai tanda dukungan emosional dan instrumental dari PDIP terhadap anggotanya yang bermasalah.
Rhesa juga menilai larangan ini bukan hanya sekadar solidaritas internal, namun juga merupakan sinyal politik kepada seluruh kader PDIP untuk memberikan perlawanan terhadap keputusan KPK. Sikap Megawati dianggap sebagai instruksi resmi kepada kader partai untuk menentang langkah KPK dalam kasus ini.