Partai Golkar dan Partai Gerindra sedang dalam situasi yang tidak harmonis, terutama setelah terjadi masalah terkait gas elpiji 3 kilogram. Pegiat media sosial, Jhon Sitorus, menyebut adanya perdebatan antara kedua partai tersebut terkait kebijakan dalam kabinet Prabowo yang baru saja terbentuk. Menurut Jhon, Prabowo tampak kesulitan dalam mengendalikan para menteri dalam kabinetnya.
Persoalan antara Golkar dan Gerindra berawal ketika Gerindra mengkritik kebijakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang juga merupakan Ketua Umum Golkar, karena dianggap tidak berkoordinasi dengan Prabowo. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Harian Gerindra, Sufmi Dasco, namun disanggah oleh beberapa kader Golkar.
Jhon menyatakan bahwa konflik ini semakin memanas setelah kasus gas elpiji 3 Kg tidak kunjung selesai meskipun ada perintah kepada Bahlil untuk membatalkan larangan penjualan gas elpiji 3 Kg di pengecer. Hal ini menimbulkan ketegangan antara Golkar dan Prabowo. Meskipun dalam konflik dengan Prabowo, kader Golkar tetap mendukung pemimpinnya dan berjuang untuk menjaga citra serta martabat partainya.
Keseluruhan situasi ini menunjukkan bahwa masih terdapat gesekan antara partai-partai politik di dalam kabinet Prabowo, dan konflik antara Golkar dan Gerindra hanya merupakan salah satu contohnya. Sementara itu, bagi kader Golkar, mendukung partai dan menjaga harga diri partai menjadi prioritas utama meskipun harus berhadapan dengan pihak lain, termasuk Prabowo.