FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Meskipun sesama kader di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno tetap mengadakan pertemuan khusus dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Pertemuan itu dilakukan di Simpang Susun Semanggi dengan mantan Gubernur DKI Jakarta. Setelah pertemuan itu, Pramono-Rano berkomitmen untuk melanjutkan warisan baik dari Ahok.
Pramono Anung ingin mengetahui lebih banyak tentang alasan dibangunnya Simpang Susun Semanggi oleh Ahok.
“Sebenarnya ingin bertemu di rumah, tapi sulit mengatur waktu. Kebetulan Mas Pram ingin tahu dasar pembangunan Simpang Susun Semanggi, jadi kita bertemu di sini saja,” kata Ahok seperti dilansir oleh jawapos pada Kamis (19/9).
Ahok menjelaskan kepada Pramono-Rano bahwa pembangunan Simpang Susun Semanggi merupakan kontribusi dari salah satu perusahaan Jepang di Jakarta. Keputusan ini diambil setelah hasil kajian memenuhi dan menguntungkan semua pihak.
“Saya bilang ini bukan CSR, banyak orang berpikir ini CSR. Ini merupakan kewajiban dari perusahaan Jepang, menguntungkan semua pihak, perusahaan mendapat keuntungan, dan memberikan kontribusi kepada kita dengan membangun jembatan Semanggi,” ujar Ahok.
Pramono menyatakan bahwa ia ingin mendapatkan masukan dari para Gubernur Jakarta. Menurut Pramono, Simpang Susun Semanggi merupakan salah satu warisan terbaik dari Ahok yang semangatnya patut untuk diteruskan.
“Gubernur-gubernur sebelumnya telah meninggalkan warisan baik bagi Jakarta, tentu hal ini harus diteruskan, salah satu warisan gemilang dari Pak Ahok adalah di Simpang Susun Semanggi,” ujar Pramono.