FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Irfan R, seorang mahasiswa program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (UNM) yang mengambil jurusan magister Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berasal dari Kabupaten Polewali Mandar (Polman) menyampaikan kekhawatirannya terhadap warisan kepemimpinan dari pemerintahan sebelumnya.
Bagi Irfan, Polman dengan luas wilayah 2.022,30 Km2 yang terdiri dari 16 kecamatan seharusnya menjadi daerah yang maju dengan potensi sumber daya yang dimilikinya. Namun, kesejahteraan yang dijanjikan ternyata masih jauh dari harapan, Polman dengan segala permasalahannya mulai dari kepemimpinan sebelumnya sudah menjadi pembicaraan di kalangan masyarakat.
“Irfan menyatakan, “Ada banyak masalah mulai dari pembangunan infrastruktur yang lambat, ketimpangan sosial, hingga masalah sampah.” Ungkap Irfan dalam diskusi interaktif Bincang Herald yang diadakan di Lapak Kopi Abangda jalan Hertasning, Kota Makassar, Sulsel, pada Rabu malam tanggal 26 Juni 2024.
“Irfan juga menambahkan, “Bupati sebelumnya meninggalkan jejak kepemimpinan yang kurang baik, terbukti dengan perkembangan kehidupan di Polman saat ini masih stagnan.” Irfan yang berasal dari Desa Kanang, Kecamatan Binuang, Polman ini menilai bahwa ketidakmampuan pemerintahan akan berdampak buruk terhadap perekonomian masyarakat.
“Ia juga menyatakan, “Peran pemerintah dalam memajukan daerah terlalu sedikit, baik dalam hal pemerataan perekonomian maupun infrastruktur. Masih banyak janji politik dari pemerintahan sebelumnya yang belum terealisasi,” tambah Irfan.
Lebih mengejutkannya lagi, menurut Irfan, ada masalah serius terkait sampah yang masih menumpuk di daerah tersebut. “Tragisnya, bahwa pemimpin sebelumnya tidak berhasil menyelesaikan masalah sampah, bahkan pejabat pelaksana tugas (Pj) pun kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan sampah itu sendiri,” ujar Irfan.