Direktur PT Indeks Politica Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir mempertanyakan parameter apa yang dipakai pengamat politik Arqam Azikin sehingga menilai paket bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan usungan Partai Nasdem Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi masih mudah dikalahkan.
“Walau kita menghargai pendapatnya sebagai pengamat, namun basis rujukan data yang dipakainya apa ya?” tanya Suwadi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (29/5/2024).
Suwadi menilai pernyataan pengamat politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar itu sangat berlebihan dan menyepelekan.
“Bahasa itu terkesan sangat merendahkan. Padahal dari data survei yang kami lakukan justru Andi Sudirman memiliki elektabilitas tertinggi,” tegasnya.
Menurut Suwadi kalau Arqam mengatakan paket Andi Sudirman-Fatmawati kemungkinan bisa dikalahkan, itu masih dapat diterima, karena memang dinamika politik dapat berubah dalam hitungan detik.
“Namun kalau dia mengatakan sangat mudah dikalahkan, ini saya nilai berlebihan dan bahkan terkesan merendahkan,” ujarnya.
Apalagi, kata Suwadi, gerbong kekuatan yang dimiliki Andi Sudirman sangat besar. Di samping sebagai petahana juga akar pemilihnya sudah sangat militan.
“Ini bukan pengamatan, tapi kami memakai data dari survei yang telah kami lakukan,” tandasnya.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan hasil survei PT Indeks Politica Indonesia (IPI) yang merilis hasil surveinya menjelang kontestasi Pilgub Sulsel 2024, Senin (06/05/2024).
Dalam survei itu Andi Sudirman Sulaiman (Andalan) jauh di atas kandidat lainnya yakni mencapai 30 persen. Kemudian di posisi kedua ada nama Rusdi Masse 18,6 persen, Adnan Purichta9,4 persen, Ilham Arief Sirajuddin 8,6 persen, Mohammad Ramdhan Pomanto 6,2 persen.