Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi DPW PSI Bali, Dedy Nur, memberikan tanggapannya terkait tuduhan PDIP yang menyebut Presiden Jokowi sebagai perusak Mahkamah Konstitusi (MK).
Menurut Dedy, kemarahan PDIP terhadap Jokowi masih terlihat.
“Dapat dilihat bahwa mereka masih marah terhadap Jokowi,” ujar Deddy dalam keterangan di aplikasi X @DedyNurPalakka (25/6/2024).
Dedy menjelaskan bahwa MK dan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) tidak menemukan adanya intervensi dari Presiden Jokowi terkait tuduhan yang dilontarkan.
“Namun MK dan MKMK tidak menemukan adanya intervensi dari Presiden Jokowi,” katanya.
Lebih lanjut, Dedy berpendapat bahwa penolakan terhadap “hattrick” kepemimpinan di wilayah eksekutif mungkin berasal dari Jokowi sendiri.
Ia menduga bahwa Jokowi mungkin ingin memberikan kesempatan kekuasaan kepada partai lain.
“Agar terjadi pergantian kekuasaan ke partai lain,” ungkapnya.
Dedy mengingatkan bahwa Jokowi pernah menyatakan secara terbuka bahwa selanjutnya giliran Prabowo, dan hal tersebut terbukti.
“Maka pernah ada pernyataan terbuka dari Presiden Jokowi bahwa, selanjutnya adalah giliran Pak Prabowo dan itu terbukti,” ujarnya.
Menurut Dedy, kemarahan PDIP terhadap Jokowi saat ini dapat dimengerti dari konteks ini.
“Maka dari itu mereka masih marah terhadap Jokowi sampai sekarang,” katanya.
Dedy menegaskan bahwa tidak ada kerusakan di MK, apalagi jika yang disebut merusak MK adalah Presiden Jokowi.
“Menurut saya tidak ada kerusakan, ini hanya masalah tidak bisa menerima kekalahan dalam strategi politik Pilpres, dan menyalahkan Jokowi atas semuanya,” tegasnya.
