Arqam Azikin Menyampaikan Pentingnya Demokrasi Politik Bukan Hanya Sebatas Dekorasi Politik

Pakar Politik, Hukum, dan Pertahanan, Dr. Arqam Azikin, mengungkapkan kekhawatirannya melihat proses pemilihan legislatif dan kepala daerah yang terkesan menjadi ajang tebar duit bagi kontestan. Contohnya adalah Pilgub Sulsel 2018 yang dimenangkan oleh paslon Prof. Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman, yang menghabiskan anggaran hibah Pemprov Sulsel kepada KPU sebesar Rp456 miliar.

Selain itu, anggaran puluhan miliar rupiah juga dikeluarkan oleh empat paslon lainnya selama masa kampanye dan sosialisasi Pilgub Sulsel, namun hasilnya malah berujung pada kasus hukum bagi gubernur terpilih. Menurut Arqam Azikin, hal ini merugikan masyarakat Sulsel dan demokrasi hanya menjadi sekadar dekorasi politik.

Dia mengkhawatirkan bahwa pemimpin di eksekutif dan legislatif hanya lahir secara instan karena modal finansial, tanpa mencerminkan kemampuan dan integritas sejati sebagai pemimpin. Oleh karena itu, dia mengusulkan agar proses pemilihan harus lebih efektif dan efisien dengan mengembalikan kepercayaan rakyat dan mengubah regulasi di tingkat nasional.

Menurut Arqam Azikin, pemilihan langsung tidak lagi cocok di Indonesia dan sebaiknya kembali kepada proses musyawarah mufakat. Hal ini didukung oleh pengamat politik dari Universitas Bosowa, Dr. Arief Witcaksono, yang menyoroti perbedaan praktik politik saat ini dengan era kepemimpinan Presiden Soeharto selama 32 tahun.