Berita  

PDIP Mengakui Kesalahan dalam Mencalonkan Gibran di Pilkada Solo, Hasto: Praktik Nepotisme Semakin Terbuka

PDI Perjuangan mengakui telah membuat kesalahan dengan mencalonkan Gibran Rakabuming Raka, putra bungsu Presiden Joko Widodo, dalam Pilkada Solo 2020. Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil karena melihat kepemimpinan yang sukses dari ayah Gibran, Presiden Jokowi, dalam membawa kemajuan bagi Indonesia.

Namun, Hasto menyadari bahwa kemajuan tersebut sebenarnya didorong oleh beban utang pemerintah yang besar. Utang pemerintah mencapai 196 miliar USD, sementara swasta dan BUMN memiliki utang hampir 220 miliar USD. Hal ini bisa menjadi masalah serius di masa depan.

Selain itu, Hasto juga menyoroti praktik nepotisme yang dilakukan oleh Jokowi dengan mencalonkan orang-orang terdekatnya dalam jabatan publik. Contohnya adalah Devid Agus Yunanto, mantan ajudan Jokowi, yang dikabarkan akan mencalonkan diri dalam Pilkada Kabupaten Boyolali. Hal ini menunjukkan bahwa nepotisme semakin terbuka di depan mata kita.

Meskipun awalnya Gibran diusung oleh PDIP dalam Pilkada Solo 2022, namun pada Pilpres 2024, Gibran malah mendukung Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden.