Berita  

Kritik Inkonsistensi Partai PSI, Jhon Sitorus Menegaskan Partai Akan Tidak Berbuat Apa-apa Jika Soeharto Dinyatakan Pahlawan Nasional

Pegiat Media Sosial kini sedang mengkritisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep, karena dianggap inkonsisten.

Salah satu contohnya adalah perubahan nilai PSI dari semula mengikuti nilai-nilai Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menjadi mengikuti nilai-nilai Jokowisme. Kemudian, diprediksi bahwa PSI akan berubah lagi menjadi Prabowoisme.

Selain itu, PSI sebelumnya dikenal sebagai partai yang anti Orde Baru, namun kini tidak lagi. Bahkan, PSI dikritik karena sekarang dianggap mencari keuntungan politik dengan mendukung Jokowi dan bahkan Prabowo.

Selama Pemilu 2019, PSI memberikan penghargaan kepada Prabowo dengan piagam kebohongan, namun sekarang mendukung Prabowo. Ini membuat banyak pihak meragukan konsistensi PSI.

Pada awalnya, PSI memperkaya diri sebagai partai yang menentang nepotisme, namun kini dianggap sebagai pendukung dan bahkan dipengaruhi oleh praktik nepotisme.

Dalam situasi wacana pengangkatan Soeharto sebagai pahlawan nasional, diprediksi bahwa PSI akan tetap diam atau bahkan mendukung rencana tersebut.

Meskipun demikian, kritik tersebut dianggap wajar mengingat partai politik baru biasanya sedang mencari identitasnya. PSI dianggap sebagai partai yang harus memulai dari nol dalam menentukan orientasi politiknya.

Dengan kata lain, PSI seperti bunglon yang selalu berubah-ubah dan masih berada dalam tahap pencarian jati diri.