FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pernyataan kontroversial dari Khofifah Indar Parawansa, tentang pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo-Gibran, yang disamakan dengan sahabat Nabi Muhammad, kini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Khofifah menyebutkan bahwa komposisi senior dan junior dalam pasangan calon nomor urut 2 tersebut mirip dengan hubungan antara Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib, dua tokoh penting dalam sejarah Islam.
Pernyataan ini telah menimbulkan berbagai reaksi dari berbagai pihak, dengan sebagian melihatnya sebagai perumpamaan yang berlebihan dan tidak relevan dengan konteks politik saat ini.
Namun, ada juga yang mendukung pandangan Khofifah, menganggap bahwa hubungan yang harmonis antara senior dan junior dalam pasangan tersebut dapat menjadi modal penting dalam kepemimpinan yang efektif.
Tetapi, banyak pihak juga menyoroti bahwa perumpamaan semacam ini dapat memicu polarisasi dan konflik di tengah masyarakat yang memiliki preferensi politik yang berbeda.
Menanggapi hal tersebut, pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang, KH. Mustain Syafi’ie memberikan komentar tajam kepada Khofifah yang dianggap terlalu mengagungkan Gibran.
“Abu Bakar, siapa namanya, Prabowo. Bodoh itu. Sayyidina Ali itu waktu Abu Bakar jadi Khalifah, Ali tidak jadi karena masih muda, menunggu,” ujar KH Mustain dikutip dari unggahan @ch_chotimah2 (8/2/2024).
Menurut KH Mustain, sejarah menunjukkan bahwa sebelum benar-benar menerima jabatan Khalifah, Ali menunggu waktu yang tepat.
“Menunggu, habis Abu Bakar, Umar, habis itu Usman, baru Sayyidina Ali,” ucapnya.