Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mengidentifikasi 700 berita bohong atau hoaks di media sosial menjelang Pemilu 2024. Berita hoaks tersebut berasal dari berbagai platform seperti Facebook, X, Instagram, TikTok, dan lainnya.
“Mengenai hal ini, ada sekitar 700 berita hoaks yang telah diidentifikasi. Berita tersebut bervariasi dan menyebar menjelang Pemilu 2024,” ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi di UpperHills Convention Hall, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pekan lalu.
Menurut Budi, penyebaran berita hoaks meningkat cukup signifikan di bulan November hingga Desember 2023, yang bersamaan dengan masa kampanye Pemilu 2024. Namun, jika dibandingkan dengan Pemilu 2019, penyebaran berita hoaks jauh menurun di Pemilu tahun ini. Oleh karena itu, Budi Arie memberikan perhatian khusus untuk terus mengidentifikasi hoaks demi menjaga ruang digital yang lebih sehat, terutama di momen krusial seperti ini.
Salah satu contoh berita bohong adalah isu pembagian Bantuan Sosial (Bansos) yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
“Bayangkan Presiden membagi bansos di Istana Bogor, padahal itu terjadi saat lebaran, pada bulan April 2023. Namun, berita tersebut disebar seolah-olah itu terjadi sekarang. Itu adalah hoaks. Ada banyak contoh lainnya, namun ini adalah upaya,” jelas Budi.
Kominfo menegaskan bahwa mereka akan segera menurunkan berita yang teridentifikasi sebagai hoaks dalam waktu 24 jam. Mereka juga tidak ragu untuk mengambil tindakan terhadap hoaks yang jelas bertentangan dengan fakta yang ada di lapangan.