FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menjelang pemilihan umum 2024, media asing The Economist dari Inggris menyoroti elektabilitas tiga kandidat Presiden Indonesia yang akan ikut dalam kontes politik.
Media asing tersebut menyebut bahwa Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan umum sebagai negara demokrasi terbesar ketiga tahun ini, di mana rakyat akan memilih penerus Presiden Joko Widodo.
The Economist melakukan survei elektabilitas yang melibatkan tiga kandidat Capres mulai dari Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Survei ini dilakukan dari Januari 2023 hingga 16 Januari 2024 dan menghasilkan data tentang tren elektabilitas para kandidat selama periode tersebut.
Menurut hasil terbaru dari The Economist pada tanggal 16 Januari 2024, Prabowo Subianto mendominasi survei dengan perolehan elektabilitas mencapai 50%, menempatkannya di posisi teratas. Di posisi kedua ada Ganjar Pranowo dengan 23% dan diikuti oleh Anies Baswedan di tempat ketiga dengan 21%.
Selain itu, survei yang berlangsung sejak Januari 2023 juga menunjukkan tren menarik. Prabowo Subianto awalnya hanya memiliki dukungan sebesar 24% pada Januari 2023 dan berada pada posisi yang sama dengan Anies Baswedan. Namun, sepanjang tahun, dukungan untuk Prabowo mengalami peningkatan yang cukup konsisten dan puncaknya mencapai 50% di Januari 2024. Hal ini menandakan adanya pergeseran signifikan dalam preferensi pemilih.
Sementara itu, Ganjar Pranowo yang di awal Januari 2023 memulai dengan angka yang mengesankan sebesar 36%, mengalami penurunan menjadi 23% pada Januari 2024. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun di awal ia memiliki elektabilitas yang kuat, dinamika politik dan faktor lain telah memberi pengaruh pada penurunannya.