Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Airlangga, Dr. Suko Widodo, menegaskan pentingnya etika dalam berdebat politik agar masyarakat dapat memahami gagasan para calon pemimpin.
Dr. Suko menyatakan bahwa debat tidak hanya memerlukan tema yang jelas, tetapi juga membutuhkan cara berkomunikasi yang benar. Bahasa yang digunakan harus mudah dimengerti agar diskusi dapat berlangsung dengan baik.
Menurut Dr. Suko, peserta debat harus memiliki pemahaman yang baik agar lawan debat dan peserta lain dapat mengikuti alur berpikir. Tujuan debat adalah untuk mengadu pikiran, ide, dan gagasan, sehingga tema debat harus menjadi fokus utama.
“Dalam debat, yang bicara harus mengerti sehingga peserta dan lawan bisa mengikuti alur berpikir sehingga nanti akan keluar argumentasi sanggahan atau usulan yang masuk akal terhadap ide itu,” jelasnya.
Dr. Suko juga menilai gestur-gestur berlebihan tidak perlu dalam debat. Menurutnya, komunikasi melibatkan logika, etika, dan estetika, sehingga gaya komunikasi menjadi penting bagi calon pemimpin.
Ia juga menyoroti penggunaan istilah dalam debat sebagai strategi, tetapi menekankan bahwa strategi debat seharusnya semakin matang seiring dengan tingkat pemikiran yang bijak. Untuk mencapai komunikasi efektif dalam debat, istilah-istilah harus dijelaskan secara mantap kepada seluruh audiens.
Menurut Dr. Suko, debat merupakan tradisi demokrasi dan cara untuk menemukan kebijakan yang tepat, bukan soal menang atau kalah.