Prabowo Subianto: Pengalaman Bertemu Pak Kemal Idris
Usia Prabowo Subianto waktu itu baru 17 tahun. Beliau baru saja pulang dari luar negeri. Pak Kemal Idris sudah sangat terkenal sebagai tokoh TNI, terutama Angkatan Darat pada masa Orde Baru. Pak Kemal bersama Letnan Jenderal TNI HR Dharsono, Mayor Jenderal TNI Surono, dan Kolonel Infanteri Sarwo Edi Wibowo adalah tokoh-tokoh kunci yang mendukung Pak Harto di tahun-tahun setelah G30S/PKI hingga Pak Harto menjadi Presiden Republik Indonesia kedua.
Pak Kemal Idris sering disebut dalam keluarga Prabowo. Beliau adalah sahabat dekat paman Prabowo, Subianto Djojohadikusumo, yang gugur dalam peristiwa Lengkong bersama Mayor Daan Mogot dan para Taruna dari Akademi Militer Tangerang pada tahun 1946. Waktu Prabowo bertemu Pak Kemal Idris, beliau mengatakan bahwa paman Prabowo adalah orang yang sangat berani dan jika masih hidup, pasti akan menjadi Panglima Komando Strategis. Pak Kemal Idris adalah orang yang patriotik, pemberani, dan lurus serta terbuka.
Batalyon Kemal Idris adalah batalyon TNI pertama yang masuk ibu kota setelah Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia. Pada peristiwa 17 Oktober 1952, batalyon ini terlibat dalam pengepungan istana. Pak Kemal Idris sangat pro rakyat, nasionalis, dan membenci korupsi. Meski sering disebut sebagai “anak bandel” oleh senior-senior, beliau selalu dilindungi karena keberanian dan prestasinya dalam memimpin pasukannya melawan Belanda dan pemberontak-pemberontak.
Setelah tahun 1965, Pak Kemal Idris dipercaya oleh Pak Harto menjadi wakilnya di Kostrad dan kemudian menjadi Panglima Kostrad setelah Pak Harto dipromosikan menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat. Prabowo mengingat sifat terbuka, humoris, jujur, dan pro-rakyat dari Pak Kemal Idris yang sangat mempengaruhi dan membimbing dirinya. Meskipun memiliki kekurangan dalam mengambil keputusan terlalu cepat, Pak Kemal Idris adalah sosok yang memberi banyak ilmu kepemimpinan kepada Prabowo.
Saat Pak Kemal Idris sakit keras, beliau berpesan kepada Prabowo untuk terus berjuang dan menjaga Republik ini. Kata-kata terakhir beliau kepada Prabowo sebelum meninggal adalah “jaga Republik ini, terima kasih”. Prabowo merasakan getaran jiwa beliau di saat-saat terakhir hidupnya, yang sangat mempengaruhi dirinya.