FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Gaya kepemimpinan para penguasa belakangan ini menjadi sorotan banyak kalangan. Apalagi saat proses pemilihan presiden 2024 sudah mulai memanas.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah etika politik para pemimpin bangsa ini. Terlihat bahwa pemimpin-pemimpin tersebut tampaknya tidak lagi memperhatikan etika dan proses politik yang baik dan benar untuk mencapai atau mempertahankan kekuasaan.
Bahkan, seorang akademisi dalam bidang pertahanan dan militer, Connie Rahakundini Bakrie, menilai bahwa langkah-langkah beberapa pihak menampilkan bahwa para pemimpin tersebut terlihat tidak memiliki fatsun politik.
Menurutnya, fatsun politik yang berasal dari etika sebenarnya sangat penting bagi seorang pemimpin. Sebab, hal ini selalu ditunjukkan oleh Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno.
Connie menyampaikan hal tersebut saat menghadiri diskusi dengan tema Mimbar Kebangsaan yang diinisiasi oleh Relawan Gapura Nusantara di Jakarta Utara, pada Kamis (16/11).
“Iro kehilangan apa yang disebut Bung Karno sebagai fatsun politik. Fatsun politik itu berasal dari etika politik,” ujar Connie.
Connie juga menyatakan bahwa negara memiliki potensi untuk mengalami masalah apabila para pemimpin tidak memiliki etika dan moral dalam berpolitik.
“Ketika kita memiliki pemimpin yang sudah kehilangan etika, dalam tanda kutip, yaitu pemimpin yang tidak tahu malu, maka bangsa ini akan mengalami masalah besar,” katanya.
Dalam diskusi tersebut, Connie juga menyatakan bahwa ia tidak mempermasalahkan jika kepemimpinan dipegang oleh anak muda. Namun, menurut pengagum Bung Karno itu, anak muda tersebut harus menapak sebagai pemimpin dengan cara yang benar dan tidak melanggar aturan.