Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa masyarakat Indonesia dapat memahami kondisi politik saat ini melalui lakon wayang Wahyu Cakraningrat.
Hasto mengungkapkan hal ini saat menghadiri undangan pertunjukan wayang dengan lakon Wahyu Cakraningrat dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta, Jumat malam.
Dalam acara tersebut, Hasto juga mengingatkan bahwa momentum Sumpah Pemuda adalah refleksi untuk mengingat peran para pemuda dalam berdirinya negara Indonesia yang sangat fundamental.
Pagelaran wayang yang diadakan di ANRI juga menggambarkan peran para pemuda sebagai pelopor dalam menyatukan Indonesia.
“Dalam rangka Sumpah Pemuda, diadakan pertunjukan wayang kulit ini untuk mengingatkan bahwa para pemuda Indonesia menjadi pelopor yang sangat baik dalam berdirinya Indonesia sebagai bangsa yang satu, dan Tanah Air yang satu dalam persatuan Indonesia,” ujar Hasto.
Hasto juga menyebutkan bahwa lakon Wahyu Cakraningrat yang dipentaskan dalam pertunjukan wayang tersebut memiliki makna tentang karakter pemimpin yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia.
Lakon Wahyu Cakraningrat menceritakan tentang bagaimana wahyu tentang kepemimpinan hanya bisa hadir pada sosok satria yang rendah hati, tidak memiliki ambisi kekuasaan, serta dibantu oleh Punakawan.
Dalam lakon tersebut, terdapat tiga sosok satria yaitu Raden Lesmono Mandrakumara, Raden Sombo Putro, dan Raden Abimanyu.
Hasto menjelaskan bahwa karakter-karakter tersebut berbeda-beda, tetapi pada akhirnya wahyu tersebut hanya dapat diterima oleh pemimpin yang terbaik.